majalahnabawi.com – Khidmat, mungkin kata ini sudah tidak asing di kalangan sobat gurun sekalian. Kata khidmat adalah kata serapan dari bahasa Arab yang artinya mengabdi. Khidmat atau berkiprah tidak hanya dilakukan di pondok saja, kita juga bisa berkhidmat di mana pun kita berada. Karena pada hakikatnya khidmat itu menaati, mematuhi, dan mengikuti segala perintah yang ada di daerah tersebut dengan baik dan benar. Tetapi karena kita sekarang berpijak di pondok, maka saya akan mengulas tentang khidmat pada pondok.

Di dalam pondok pesantren, segala khidmat yang kita lakukan pada pondok pasti akan membuahkan hasil, yaitu berkah dari pondok dan juga para guru yang ada maupun sudah tiada. Berkah yang dihasilkan dari khidmat yang kita lakukan bisa berupa mudah dalam menghafal materi, mudah dalam memahami pelajaran, mudah dalam mengamalkan ilmu dan lain-lain.

Berkhidmat Kepada Kiai dan Pondok

Contohnya kiai kita KH. Ali Mustafa Ya’qub, sewaktu beliau berada di pondok, beliau mengerahkan seluruh jiwanya untuk berkhidmat kepada pondok, bahkan sewaktu beliau mondok di Tebuireng, beliau menjadi khadam dari KH. Idris Kamali.

Suatu saat Mbah Yai Idris Kamali menyuruh santrinya untuk memijit beliau selagi beliau membaca kitabnya, tiba-tiba saja beliau tertidur saat sedang membaca kitab, akan tetapi santri tersebut tidak berhenti memijit beliau. Saat terbangun beliau langsung meyuruh santri itu untuk beristirahat kembali, santri itu adalah KH. Ali Mustafa Yaqub, ya itu adalah kiai kita.

Berkat khidmat beliau kepada kiainya, Kiai Ali Mustafa Yaqub muda bisa menjadi orang yang sangat sukses. Sampai dini hari, nama beliau masih disebut-sebut dalam setiap do’a santri-santrinya. Beliau juga pernah berkata ”Kun khadiman li Rasulillah, jadilah abdi rasul, seandainya saya hidup pada zaman Rasul pasti saya akan menjadi abdi Rasul”. Secara tidak langsung beliau memerintahkan kepada para santrinya untuk berkhidmat pada guru dan pondok.

Godaan Berkhidmat Pada Zaman Sekarang

Namun zaman sekarang, godaan dalam berkhidmat makin merajalela. Banyak santri-santri yang malas melakukan kegiatan karena sudah menyentuh landasan cinta. Tiap hari ia hanya galau, galau, dan galau. Ada juga santri yang membawa alat-alat elektronik terlarang. Karenanya ia bolos sekolah, ia tak peduli dengan sekitar dll. Padahal masih banyak yang dapat kita lakukan selama di pondok.

Setiap masalah pasti ada solusinya, begitupun masalah ini, mungkin solusi yang sangat mudah yaitu mengikuti segala kegiatan pesantren yang ada, seperti mengikuti ekstrakurikuler yang disediakan oleh pihak pondok. Perlahan-lahan kita akan melupakan bahkan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.

Pada dasarnya jika kita melihat orang-orang di luar sana, lulusan dari sekolah negeri, kebanyakan dari mereka kurang terampil dalam melakukan sesuatu, seperti berkebun, menyapu, dan bertani. Tetapi jika kita melihat para lulusan pesantren, pasti mereka terampil dalam melakukan sesuatu dan mereka juga pasti lebih sering mengikuti kegiatan yang diadakan di kampung atau desanya, mungkin itu semua berkat apa yang ia lakukan di masa mudanya sewaktu mondok.

Oleh karena itu bagi kita para santri harus lebih menjunjung rasa khidmat pada pondok. Karena itu sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat. Khidmat yang kita lakukan juga berpengaruh pada kehidupan karena khidmat menghasilkan berkah. Ilmu yang banyak tanpa berkah dan ridla dari guru maka ilmu itu akan sia-sia. Tetapi ilmu sedikit yang diberkahi dan diridhoi guru maka akan bermanfaat dunia akhirat, insya Allah. Semoga kita bisa lebih baik dalam berkhidmat bahkan bisa meniru sampai melebihi kiai kita dalam hal ini.