diambil dari Republika Online

majalahnabawi.com – Abdullah dan Abdurrahman merupakan nama yang dicintai oleh Allah Swt. Sebagaimana dikutip dari Sunan al-Tirmidzi bab Adab nomor 2833 yang berbunyi:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَحَبَّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

Mungkin hadits inilah yang mendorong para sahabat, tabi’in, atau pengikut mereka untuk menamai anak mereka dengan nama Abdullah, hal ini menyebabkan banyaknya perawi hadis dengan nama Abdullah, dan juga bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam mengetahui rawi suatu hadis jika nama ayah mereka tidak disebutkan.

Abdullah di Setiap Wilayah

Imam Muhyiddin al-Nawawi (w. 676 H) sendiri di dalam kitabnya Taqrib al-Nawawi Menyebutkan bahwa ada sekitar 250 sahabat Nabi yang bernama Abdullah. Tentu tidak mengherankan jika para ” Abdullah” Ini ada di sepanjang penjuru jazirah. Di antara meraka ada beberapa “Abdullah” yang memiliki kontribusi besar di tempatnya sehingga Syekh Hasan Muhammad al-Masyath dalam kitabnya Taqrirat al-Tsaniyah fi Halli Alfazhi al-Baiquniyyah mengutip perkataan Ibnu Sulaiman, bahwa jika dikatakan Abdullah di Mekah maka maksudnya Ibnu Zubair, di Madinah berarti Ibnu Umar, di Kufah berarti Ibnu Mas’ud, di Basrah berarti Ibnu Abbas, dan di Khurasan berarti Ibnu al-Mubarak. Kelima “Abdullah” Ini akan kita kenal lebih dekat dengan membaca biografi singkat mereka.

Maskot Abdullah di Mekah

  1. Abdullah bin al-Zubair 

Dipanggil juga Ibnu al-Zubair dan memiliki kunyah yang lain yaitu Abu Khubaib. Ia adalah putra dari Zaid bin al-Awwam dan Asma binti Abu Bakar. Ia juga merupakan bayi pertama yang dilahirkan dalam Islam setelah hijrah pada tahun pertama hijriah. Bahkan ketika Ummul Mukminin Aisyah ra meminta nama kunyah kepada Rasulullah, Beliau memberinya nama kunyah dengan putra saudarinya yaitu Asma. Sehingga sayyidah Aisyah dipanggil Ummu Abdillah. Abdullah bin Zubair juga pernah menjabat sebagai khalifah ketika ia berada di Mekah pada tahun 53 sampai 63 hijriah. Kemungkinan hal inilah yang menjadikannya “Maskot para Abdullah” di Mekah. Ia wafat pada bulan Jumadil Akhir tahun 73 hijriah.

2. Abdullah bin Umar

Ia adalah saudara Hafshah binti Umar bin Khatab, ibunya bernama Zainab binti Mazh’un. Ia masuk Islam bersama ayahnya ketika masih kecil. Ada yang mengatakan bahwa ia masuk Islam sebelum ayahnya. Namun pendapat ini tidaklah benar, karena ia hijrah sebelum ayahnya, maka munculah sangkaan ini. Ahli sejarah sepakat bahwa ia tidak ikut perang Badar karena Nabi menganggapnya masih kecil. Kekerabatannya dengan Hafshah binti Umar menjadi salah satu sebab banyaknya hadis Nabi yang ia riwayatkan. Ia wafat pada usia 84 tahun. Sejarawan yang berpendapat bahwa Nabi Muhammad tinggal di Mekah selama 11 tahun mengatakan bahwa Abdullah bin Umar lahir satu tahun sebelum kenabian.

Abdullah Yang Paling Tua

3. Abdullah bin Mas’ud

Ia masuk Islam ketika Sa’id bin Zaid dan istrinya Fatimah binti Khatab sebelum Umar bin Khatab masuk Islam. Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ud berkata: “Sungguh aku melihat diriku pada urutan keenam dari enam orang, dan tidak ada muslim selain kami di muka bumi. Bahkan dia adalah orang yang pertama membaca Al Quran dengan terang-terangan setelah Rasulullah.

Diriwayatkan dari Zaid bin Wahab bahwa Sayidina Utsman mengirim utusan kepada Ibnu Mas’ud agar ia menemuinya di Madinah, dan saat itu ia berada di Kufah. Lalu orang-orang Kufah berkumpul kepadanya dan berkata: “Tinggallah dan kami akan melindungimu dari apa yang tidak kamu suka “. Lalu ia berkata: “Dia Utsman berhak dipatuhi. Sesungguhnya akan ada urusan-urusan dan fitnah, aku tidak suka manjadi yang pertama membukanya “. Hal ini menunjukkan ketokohannya di Kufah.

Abdullah Sepupu Rasulullah

4. Abdullah bin Abbas

Ia adalah putra paman Rasulullah Saw. Yaitu Abbas Ibn Abdul Muthalib. Ia dipanggil al-Bahr karena keluasan ilmunya dan dijuluki dengan “Tinta umat”. Bahkan di suatu riwayat Rasul mambawa Abdullah bin Abbas dan mendoakannya ‘Ya Allah, ajarilah dia hikmah’.

Diriwayatkan dari Laits ibn Abi Salam bahwa ia bertanya kepada Thawus: “Kamu menetap pada Ibn Abbas dan meninggalkan pembesar shahabat? ” Ia menjawab: “Ketika para shahabat bertolak belakang dalam suatu urusan mereka mengambil ucapan Abdullah ibn Abbas”. Sayidina Ali mengangkatnya menjadi pemimpin di Basrah maka ia menetap di sana sampai sebelum Sayidina Ali wafat. Ibnu Abbas tidak hanya meriwayatkan dari Nabi tapi juga dari Sayidina Ali, Umar, Muadz Ibn Jabbal, dan Abi Dzar. Ketika Nabi wafat, ia berusia 13 tahun. Ia wafat pada tahun 68 di Thaif.

Abdullah Ulama Sufi

5. Abdullah ibn al-Mubarak

Ia lahir di daerah Khurasan bernama Marwa. Hal inilah yang menjadikan dia sebagai tokoh di negeri asalnya. Lahir pada tahun 118 H. Dia adalah seorang ahli hadis, ahli fikih, dan mempunyai sifat wara’ dan zuhud, sangat alim, pemberani, dan dermawan. Ibnu al-Mubarak mulai menuntut ilmu pada usia 20 tahun di Marwa dan kemudian pada tahun 141 H ia belajar kepada para tabi’in di wilayah-wilayah lain yang ia jumpai. Di antara karyanya ialah: Tafsir al-Quran, al-Sunan fi al-Fiqh, Kitab al-Tarikh, Kitab al-Zuhd, Riqa’ al-Fatawa, dan lain-lain.

By Trisna Yudistira

Mahasantri Darus-Sunnah 2020 dan Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir 2021